laporan Penentuan Golongan Darah ~ ShareYuk

laporan Penentuan Golongan Darah

LAPORAN LENGKAP  PRAKTIKUM
GENETIKA DAN PEMULIAAN TERNAK  
(Penentuan Golongan Darah)



Diajukan Untuk Semenuhi Salah Satu Syarat Melulusi Mata Kuliah Genetika dan Pemuliaan Ternak (PET-1310) Pada Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar


Oleh :


MUHAMMAD ILHAM
NIM. 60700113016


JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2014

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Genetika dan Pemuliaan Ternak, yang berjudul “Penentuan Golongan Darah” disusun oleh:
Nama               : Muhammad Ilham
Nim                 : 60700113016
Kelompok       : III (Tiga)
Jurusan            : Ilmu Peternakan
Telah diperiksa dengan teliti oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima sebagai laporan lengkap.
                                                  Gowa,    Mei 2014
           Koordinator Asisten                                                          Asisten


(      )                                                                                         ( Hasrin )
                                                                                                  Nim:60700112

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab


(          )
       NIP. 







BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
       Darah adalah komponen yang sangat penting bagi makhluk hidup, karena mempunyai peran yang sangat banyak terutama dalam pengangkutan zat-zat yang penting bagi proses metabolisme tubuh. Jika darah mengalami gangguan, maka segala proses metabolisme tubuh akan terganggu pula [1](Subowo, 1992).
Darah adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh darah. Volume darah manusia ± 7 % dari berat badan atau ± 5 liter untuk laki-laki dan 4,5 liter untuk perempuan. Golongan darah manusia terbagi menjadi 4 golongan, yaitu A, B, AB dan O. Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai antibody dan agglutinin. Golongan darah manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Sistem penggolongan darah yang umum dikenal dalam system ABO [2](Subowo, 1992).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukanlah praktikum ini untuk mengetahui cara menentukan penentuan golongan darah seseorang dan untuk mengetahui system pewarisan golongan darah dari tetuanya dengan menggunakan blood lanset dengan bahan serum anti A (biru) dan serum anti B (kuning).
B.     Tujuan dan kegunaan
 Adapun tujuan dari laporan ini adalah :
  1. Mengetahui cara penentuan golongan darah seseorang.
2. Mengetahui sistem pewarisan golongan darah dari tetuanya.
Kegunaan dari laporan ini adalah :
1. Bisa dan tahu menguji golongan darah pada seseorang.
2. Bisa dan tahu membedakan golongan darah A, B, AB, dan O.











BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.  Tinjauan Umum
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alela ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar macam antigen yang ditemukan tersebut [3](Prawirohartono, 1995).
Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila darah seseorang diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau  AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya adalah bergolongan darah B atau O [4](Kimball, j.w. 1999).
Bila darah seseorang diberi serum aglutinin b mengalami aglutinasi, maka darah orang tersebut mengandung antigen B, berarti kemungkinan orang tersebut bergolongan darah B atau  AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah A atau O. Bila diberi serum aglutinin a maupun b tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah O [5](Solomon, 1993).
Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa sari makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat eksresi,mengangkut hormone dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi [6](Abbas, 1997).
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya. Individu dengan golongan darah A, memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan membran sel dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A atau B. Sedangkan individu dengan golongan darah O (nol) memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibod terhadap antigen A dan B (Samsuri, 2004).
Darah adalah unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk membantu proses fisiologi. Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah yang ada pada darah sekitar 55% dari jumlah darah dalam tubuh manusia, sedangkan sel-sel darah ada pada darah sekitar 45%. Sel-sel darah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu erythrocyt, leucocyt, dan trombocyt yang berperan dalam pembekuan darah.
Membran eritrosit mengandung dua antigen, yaitu tipe-A dan tipe-B. Antigen ini disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibodi yang terdapat dalam plasma akan bereaksi spesifik terhadap antigen tipe-A atau tipe-B yang dapat menyebabkan aglutinasi(penggumpalan) eritrosit. Antibodi plasma yang menyebabkan penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua macam aglutinin, yaitu aglutinin-a (zat anti-A) dan aglutinin-b(zat anti B).
Aglutinogen-A memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung asetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinogen-B mengandung enzim galaktosa pada rangka glikoproteinnya. Ahli imunologi (ilmu kekebalan tubuh) kebangsaan Austria bernama Karl Landsteiner (1868-1943) mengelompokan golongan darah manusia. Berdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen, golongan darah dikelompokan menjadi :
Golongan darah A, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinin-b dalam plasma darah.
Golongan darah B, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin-a dalam plasma darah.
Golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung glutinogen-A dan B, dan plasma darah tidak memiliki aglutinin.
Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki aglutinogen-A dan B, dan plasma darah memiliki aglutinin-a dan b.
Trombosit adalah bagian sel darah yang berperan dalam pembekuan darah. Jika jaringan  tubuh terlua, trombosit pada permukaan akan pecah dam mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase akan mengubah protobin menjadi trombin dengan bantuan ion Ca2+. Trombin adalah sebuah enzim yang mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang dapat larut dalam plasma darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam plasma darah). Pembentukkan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup.
Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkaf dan tidak memiliki nukleus. Bentuk eritrosit sebenarnya dapat berubah-ubah, seperti ketika sel-sel tersebut beredar melewati kapiler-kapiler.  Jumlah sel darah merah ini bervariasi pada kedua jenis kelamin dan pada perbedaan umur. Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di sumsum tulang. Pembentukkannya diatur oleh hormon glikoprotein yang disebut dengan eritropoietin. Jangka hidurp eritrosit kira-kira 120 hari. Eritrosit yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagosit yang terdapat dalam hati dan limpa. Untuk menghitung jumlah eritrosit pada tubuh seseorang maka dapat dengan cara menghitung 8% dari berat badan orang itu.
Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain.Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut dengan donor. Orang yang menerima darah disebut resipien. Golongan darah AB merupakan resipien universal karena dapat menerima semua jenis golongan darah. Sebaliknya, golongan darah O adalah donor universal karena dapat ditranfusikan kepada semua jenis golongan darah. Alasan terbanyak melakukan transfusi darah adalah karena penurunan volume darah dan untuk memberi resipien beberapa unsur dari darah yang dibutuhkan.
2.1. Alel Ganda Pada Manusia
Pada zaman Mendel belum banyak diketahui tentang perilaku gen dalam mengontrol sifat tertentu. Pada masa itu diyakini bahwa satu gen mempunyai lebih dari satu alel. Ternyata fakta dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa beberapa gen mempunyai lebih dari satu alel. Fenomena bahwa satu gen mempunyai lebih dari satu alel disebut alel ganda.
Contoh dari alel ganda pada manusia yaitu golongan darah. Golongan darah sifat yang menurun pada manusia. Golongan darah diwariskan dari orang tua kepada keturunannya, ini berarti golongan darah seseorang itu ditentukan alel tertentu.
Golongan darah menurut sistem ABO dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Land-Steiner dalam Suryo (1996) membedakan darah manusia kedalam empat golongan yaitu A, B, AB dan O. Penggolongan darah ini disebabkan oleh macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah). Adanya antigen di dalam eritrosit ditentukan oleh suatu seri alel ganda yaitu IA, IB dan IO. Populasi penduduk hampir seluruh dunia memiliki ketiga buah alel tersebut, meskipun penyebaran alelnya berbeda-beda.
Penggolongan darah ini disebabkan oleh bermacam-macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah). Adanya antigen di dalam eritrosit ditentukan oleh suatu seri alel ganda yaitu IA, IB dan IO. Populasi penduduk hampir seluruh dunia memiliki ketiga buah alel tersebut, meskipun penyebaran alelnya berbeda-beda.
Pada dasarnya terdapat dua macam aglutinogen yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. orang yang bergolongan darah A mempunyai aglutinogen jenis A pada permukaan sel darah merahnya. Sedangkan orang yang bergolongan darah B mempunyai aglutinogen B. pada orang yang bergolongan darah AB, ia mempunyai kedua aglutinogen tersebut. Sedangkan orang yang bergolongan darah O, tidak mempunyai aglutinogen sehingga disebut bergolongan darah kosong atau nol. Jadi penamaan golongan darah seseorang didasarkan atas jenis aglutinogen yang dimilikinya.
Fenomena diatas dikontrol oleh gen I yang mempunyai tiga alel, yaitu IA, IB dan IO. jadi dalam hal ini gen I mempunyai tiga alel, dominasi tiga alel tersebut adalah sebagai berikut.
IA = IB > IO à IA sama dominansinya dengan IB dan keduanya dominan
         terhadap IO
2.1.1 . Genetika Populasi
Genetika populasi adalah cabang dari ilmu genetika yang mempelajari gen-gen dalam populasi, yang menguraikan secara matematik akibat menurunnya gen-gen tertentu pada tingkat populasi. Pada populasi alami, keseimbangan frekuensi gen dipengaruhi oleh migrasi (imigrasi dan emigrasi), mutasi, seleksi alam, dan genetic drift.
Pada tahun 1908 G.H. Hardy dan W. Weinberg secara terpisah menemukan dasar-dasar yang ada hubungannya dengan frekuensi gen dalam populasi. Dasar-dasar tersebut kemudian dikenal sebagai hukum keseimbangan Hardy-Weinberg. Hukum tersebut menyatakan bahwa dalam populasi yang seimbang, maka frekuensi gen dan genotip akan tetap dari satu generasi ke generasi berikutnya. Asumsi yang digunakan dalam menentukan hokum tersebut adalah apabila terjadi dalam populasi yang besar, terjadi perkawinan acak, tanpa mutasi atau migrasi atau seleksi alam, frekuensi gen dan genotip tetap, dan frekuensi alel jantan sama dengan frekuensi alel betina.







BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.  Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tanggal diadakannya praktikum ini adalah:
Hari/ Tanggal          : Kamis, 15 Mei 2014
Pukul                      : 07.30 Wita sampai selesai
Tempat                   : Laboratorium Ilmu Peternakan
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
B.  Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang di gunakan adalah:
1.    Alat
Ø Objek Glass
Ø Blood Lanset
Ø Tusuk Gigi
Ø Mikroskop
2.    Bahan
Ø Data golongan darah tetua (orang tua)
Ø Data golongan darah saudara
Ø Darah manusia
Ø Serum anti A dan anti B
Ø Kapas
Ø Alkohol 70%
Ø Sunlight
Ø Tissu
C.  Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah:
1.   Menyiapkan objek glass dan memberi tanda untuk serum anti A dan serum anti B berdampingan.
2.   Membersihkan bagian jari tangan yang akan ditusuk (diambil darahnya) dengan kapas beralkohol 70%. Kemudian menusuk dengan blood lanset dan meneteskan pada masing-masing bagian objek glass tadi.
3.   Menambahkan 2 tetesserum pada masing-masing tetes darah, yang satu dengan anti A dan yang lain dengan anti B. kemudian mencampurkan/ meratakan dengan baik hingga membentuk gambaran oval.
4.   Mengamati dan menentukan golongan darahnya.
5.   Mengamati pewarisan golongan darah antara tetua dan saudara.




DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Muhammad.Golongan Darah Manusia. Jakarta:Erlangga.1997.
Fauziatulumami. blog spot. Com / 2011 / 04 / laporan – praktikum – genetika . html.
J. W. Kimball, 1999. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta
Prawirohartono, Slamet. 1995. Sains Biologi. Bumi Aksara. Jakarta
Priadi, Arif. 2009. Biologi SMA XI. Yudhistira. Bogor.
Subowo.Macam-macam Golongan Darah. Penebar Swadaya:  Jakarta.1992
et. al Solomon, 1993. Biology. Savders-Collage Publishing: Fort wort.




[1] Subowo , 1992 . macam – macam golongan darah.
[2] Subowo , 1992 . macam – macam golongan darah.
[3] Prawirohartono , 1995 . sains biologi. Bumi aksara. Jakarta.
[4] Kimball ,j.w. 1999 . biologi umum. Erlangga jakarta.
[5] Solomon , 1993 . biologi. Savders-collage publishing: fort wort.
[6] Muhammad  Abbas, 1997. Biologi umum. Erlangga jakarta.
Previous
Next Post »