BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sanitasi adalah usaha pemeliharaan atau penjagaan melalui kebersihan
meliputi menjaga litter tetap kering, rajin membersihkan kotoran, menjaga
kebersihan makanan dan minuman, pemberian feed
supplement, sebelum ayam masuk kandang dan peralatannya dibersihkan serta
didesinfektan dan dilakukan istirahat kandang. Sanitasi merupakan tindakan yang
sangat penting bagi kesehatan ayam agar produksinya tidak menurun dan ayam
tersebut tetap terpelihara dengan baik. Di Indonesia yang suhunya selalu hangat
dan udaranya lembab, mikroorganisme penyebab penyakit (mikroorganisme
infeksius) dapat berkembang dengan cepat.sanitasi secara sederhana merupakan
tindakan pengendalian penyakit melalui kebersihan ayam, petugas, dan
lingkungan.Sanitasi terhadap ayam misalnya adalah karantina terhadap ayam
sakit, pembakaran bangkai ayam yang sudah mati dan sebagainya. Sebagai catatan,
penguburan bangkai dan pemanfaatan bangkai ayam untuk paka hewan lain adalah
tidak benar, karena hal itu akan membantu penyebaran bibit penyakit.[1]
Progam sanitasi mencegah tumbuhnya bibit-bibit penyakit untuk tumbuh
atau masuk ke dalam peternakan dari lingkugan sekitar maupun dari peternak
lain. Selain dari kekebalan ternak dan factor yang begitu penting yaitu
mengenai dosis infeksi, atau banyak penyakit dapat terjadi oleh satu
mokroorganisme, biasanya disebabkan oleh beberapa organisme. Jadi apabila
progam sanitasi dilakukan dan dikerjakan terus menerus maka penyebaran infeksi
bias ditekan. Sanitasi petugas adalah prosedur agar petugas senantiasa bebas kuman
sebelum melakukan aktivitasnya di dalam kandang. Misalnya petugas wajib
mencelupkan kakinya dalam larutan desinfektan sebelum masuk ke kandang, petugas
tidak dibenarkan berpindah-pindah kandang terutama pada kelompok-kelompok yang
memiliki umur berbeda, dan petugas harus mengenakan pakaian kerja harian.[2]
Adapun yang melatarbelakangi praktikum ini adalah untuk mengetahui tata
cara pelaksanaan fumigasi sederhana yang baik dan benar serta dapat mengetahui
cara sanitasi yang baik.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum ini adalah bagaimana
mengetahui tata cara pelaksanaan fumigasi sederhana yang baik dan benar.
C. Tujuan Dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tata
cara pelaksanaan fumigasi sederhana yang baik dan benar.
Kegunaan dari praktikum ini yaitu mengetahui tata cara
pelaksanaan dari fumigasi sederhana yang baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Umum
Sanitasi
adalah usaha pemeliharaan atau penjagaan melalui kebersihan meliputi menjaga
litter tetap kering, rajin membersihkan kotoran, menjaga kebersihan makanan dan
minuman, pemberian feed supplement, sebelum ayam masuk kandang
dan peralatannya dibersihkan serta didesinfektan dan dilakukan istirahat
kandang. Sanitasi merupakan tindakan yang sangat penting bagi
kesehatan ayam agar produksinya tidak menurun dan ayam tersebut tetap
terpelihara dengan baik. Di Indonesia yang suhunya selalu hangat dan udaranya
lembab, mikroorganisme penyebab penyakit mikroorganisme infeksius dapat
berkembang dengan cepat. Sanitasi secara sederhana merupakan tindakan pengendalian penyakit
melalui kebersihan ayam, petugas, dan lingkungan. Sanitasi terhadap
ayam misalnya adalah karantina terhadap ayam sakit, pembakaran bangkai ayam
yang sudah mati dan sebagainya. Sebagai catatan, penguburan bangkai dan
pemanfaatan bangkai ayam untuk paka hewan lain adalah tidak benar, karena hal
itu akan membantu penyebaran bibit penyakit.[3]
ßkÏ9qè? @ø©9$# Îû Í$yg¨Y9$# ßkÏ9qè?ur u$yg¨Y9$# Îû È@ø©9$# ( ßlÌ÷è?ur ¢yÛø9$# ÆÏB ÏMÍhyJø9$# ßlÌ÷è?ur |MÍhyJø9$# z`ÏB ÇcyÛø9$# ( ä-ãös?ur `tB âä!$t±n@ ÎötóÎ/ 5>$|¡Ïm ÇËÐÈ
Terjemahannya
Engkau masukkan malam ke dalam siang dan
Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang
mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup[191]. dan Engkau beri
rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)".[4]
Dari ayat
di atas sebagian Mufassirin memberi misal untuk ayat Ini dengan mengeluarkan
anak ayam dari telur, dan telur dari ayam. dan dapat juga diartikan bahwa
pergiliran kekuasaan diantara bangsa-bangsa dan timbul tenggelamnya sesuatu
umat adalah menurut hukum Allah. Maka dilakukan sanitasi terhadap mesin tetas,
agar anak ayam terhindar dari agen penyakit yang dapat menyerang dan
membahayakan anak ayam.
Sanitasi
lingkungan meliputi seluruh kandang dan semua peralatannya. Pada ayam-ayam
dikandang yang sudah terserang wabah maka benda-benda yang ada didalam kandang
seperti litter, kotoran, dan sisa-sisa makanan harus didesinfeksi sampai
merata, kemudian dibakar atau ditanam. Alat-alat perlengkapan kandang yang
berada didalam kandang disemprot dengan desinfektan kemudian dikeluarkan dan
dijemur selama beberapa hari. Untuk melakukan desinfeksi ini perlu mengenal
macam-macam desinfektan, sifat dan cara penggunaan.[5]
Desinfektan
adalah bahan untuk mematikan mikroorganisme. Desinfektan adalah kegiatan
merusak seluruh bentuk mikroorgannisme vegetative dan bentuk spora tidak dapat
dirusak dengan cara ini. Untuk campuran air minum biasanya menggunakan
virusidal, iodine. Namun untuk iodine ini mempunyai sifat korosif, sehingga
dalam penggunaanya harus hati-hati untuk kandang berbahan besi. Sedangkan untuk
semprot lingkungan farm atau deepingdapat diginakan lysol atau ditergen sehingga menghemat biaya operasional. Air minum
berklorinasi juga efektif untuk menhambat virus, namun harus dibuat minimal 100
ppm. Keberadaan penyakit pada ternak pun sulit dibatasi keberadaannya pada
ternak yang dipelihara. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
penyakit diantaranya memperhatikan sumber bibit, vaksinasi yang teratur,
menjauhi tempat-tempat yang sebagai sumber penyakit, kurangi hal-hal yang dapat
menyebabkan stress, pengawasan yang teratur dan pencatatan yang tertib.[6]
Sanitasi
harus disertai dengan pencegahan penyakit agar ayam betul-betul terjaga
kesehatannya. Tujuan dari usaha pencegahan penyakit adalah mengurangi
terjangkitnya penyakit seminimal mungkin, sehingga kerugian yang ditimbulkan
dapat seminimal mungkin. Pengolahan terhadap kandang, ternak ayam, dan peralatannya sehari-hari
harus selalu menerapkan prinsip kesehatan. Sanitasi sering
dianggap sebagai salah satu bagian proses cleaning. Seharusnya sanitasi
dianggap sebagai bagian yang berbeda dan terpisah dari proses cleaning. Apabila
proses cleaning tidak efektif untuk menghilangkan semua tumpukan kotoran,
sangatlah tidak mungkin larutan sanitasi yang digunakan dapat menjadi efektif.
Alasan utama penggunaan prosedur sanitasi yang efektif adalah untuk membunuh
semua organisme penyebab penyakit yang mungkin ada pada peralatan atau
perlengkapan setelah dibersihkan, dan dengan demikian mencegah pemindahan organisme
tersebut ke dalam makanan yang sedang diproses dan selanjutnya pada konsumen. Selain itu, prosedur sanitasi dapat mencegah
kerusakan makanan. Keberadaan mikroba di lingkungan yang berhubungan dengan
makanan harus dikendalikan dengan ketat.[7]
Pada kondisi
yang tepat mikroba yang dianggap tidak membahayakan dapat menyebabkan masalah. Mikroorganisme
ini dapat berkembang dalam jumlah besar sehingga menyebabkan warna tidak bagus,
bau tidak enak dan rasa tidak enak dalam produk makanan. Pertumbuhan yang tidak
terlihat sering mengakibatkan pembuangan produk dan kerugian penghasilan. Makanan
dan minuman merupakan kebutuhan hayati. Dengan makanan dan minuman manusia akan
memperoleh energi yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya melalui proses
metabolisme yang kompleks. Dan pada sisi lain makanan dan minuman juga
mengandung potensi yang membahayakan karena bahan yang bersifat merugikan tubuh
manusia dapat melalui media makanan dan minuman yang dikenal sebagai sanitasi
makanan (food hygiene). Sanitasi makanan tersebut salah satunya yaitu kualitas
air yang digunakan baik dalam pengolahan bahan makanan maupun digunakan untuk
pembersihan peralatan Hubungannya dengan sanitasi, yang mempengaruhi sifat
saniter suatu industri pengolahan adalah air. Dalam industri, air digunakan
untuk media pengemasan, pencucian, proses pengolahan dan pengisian boiler.
Dalam industri pangan atau hasil pertanian, air harus mempunyai syarat-syarat
tertentu sesuai dengan tujuan penggunaannya. Penyedian air yang memenuhi syarat
dalam jumlah yang cukup adalah sangat penting. Untuk itu, air dalam sumbernya
harus harus diperlakukan melalui beberapa tahap perlakuan terlebih dahulu
sebelum digunakan.[8]
Sumber
air dikategorikan menjadi 3 macam yaitu air hujan, air permukaan dam air
tanah.Ketiga sumber air tersebut merupakan mata rantai yang tidak
terputus-putus sehingga merupakan suatu siklus yang dikenal sebagai siklus
hidrologi Berdasarkan siklus diatas, kandungan air yang ada juga berbeda-beda.
Jika dipakai dalam pengolahan akan mempengaruhi hasil pengolahan. Kandungan air
dalam bahan pangan ikut menentukan acceptability, kesegaran, dan daya tahan
bahan itu.Selain itu, air juga merupakan pencuci yang baik bagi bahan makanan
dan peralatan pengolahan.
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup
bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan
buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan
kesehatan manusia.[9]
B. Tinjauan Khusus
Sanitasi atau pembersihan terhadap telur dan peralatan
penetasan dapat menggunakan sistem fumigasi. Fumigasi dengan tingkat yang
rendah tidak akan membunuh bakteri dan agen penyakit lainnya tetapi fumigasi
yang terlalu tinggi dapat membunuh embunuh embrio dalam telur, maka dalam
melakukan fumigasi harus memakai ukuran yang tepatterhadap bahan kimia yang
akan digunakan. Suhu yang diperlukan selama fumigasi adalah 21 oC.[10]
Sanitasi
adalah suatu usaha kesehatan masyarakat yang mengutamakan atau menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai
faktor lingkungan yang mempengaruhi tingkat derajat kesehatan manusia. Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor
lingkungan yang
dapat merupakan mata rantai penularan penyakit. Pengertian sanitasi mengarah
kepada usaha konkrit dalam mewujudkan kondisi hygiene dan usaha ini dinyatakan
dengan pelaksanaan di lapangan berupa pembersihan, penataan, sterilisasi,
penyemprotan hama, dan sejenisnya. Oleh karena itu jika hygienis merupakan
tujuan, maka sanitasi merupakan tindakan nyata untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk
melaksanakan hal tersebut maka diperlukan suatu sistem yang mengatur
pelaksanaan hygienis dan sanitasi Sanitasi memegang peranan
penting dalam industri pangan karena merupakan usaha atau tindakan ynag diterapkan untuk
mencegah terjadinya perpindahan penyakit pada makanan. Dengan
menerapkan sanitasi yang tepat dan baik,
maka keamanan dari pangan yang diproduksi akan
dijamin aman untuk dikonsumsi.[11]
Higiene berarti kondisi atau tindakan untuk meningkatkan kesehatan atau ilmu yang
berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan. Higiene mencakup usaha
perawatan kesahatah diri akaibat pekerjaan. Udara merupakan salah satu
sumber kontaminasi dalam pengolahan pangan. Tingkat pencemaran udara tidak mengandung
mikroflora secara alami,tetapi kontaminasi dari lingkungan sekitarnya
mengakibatkan udara mengandung berbagai mikroorganisme. Mikroorganisme yang
terdapat di udara biasanya melekat pada bahan padat, misalnya debu, atau
terdapat di dalam droplet air. Jumlah
mikroorganisme yang mencemari udara jugaditentukan oleh sumber pencemaran di
dalam lingkungan, misalnya dari saluranpernapasan manusia yang
disemprotkan melalui batuk dan bersin. Ruangan merupakan salah satu sumber
kontaminasi dalam pengolahan pangan. Jika
di dalam suatu ruangan banyak terdapat debu dan air, mikroba yang ditemukan
di dalamnya juga bermacam-macam.[12]
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A. Jenis Dan Lokasi Praktikum
Jenis praktikum ini adalah
kuantitatif karena menjelaskan tentang bagaimana mengetahui tata cara fumigasi
sederhana pada ternak unggas. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 Juni 2014, Pukul 15.00-17.00 WITA, di
Laboratorium ilmu peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
B.
Populasi
Praktikum
1.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu formalin 2 ml,
KmMnoO4 (Kaliumpermanganat) 1 gram,
masker, dan sarung tangan.
2.
Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu mesin tetas,pipet tetes dan rawan petri
C. Instrument Praktikum
Cara kerja dari
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Menutup ruangan
terlebih dahulu
2.
Menyediakan
mesin tetas dan menyimpan ditengah-tengah ruangan
3.
KmMnO4
yang terbentuk dari tepung dimasukkan ke dalam wadah yang tersedia, kemuian
disiram formalinke dalamnya sesuai dosis yang diinginkan
4.
Menutup mesin
tetas dan segera berlari keluar ruangan, karena asap akan segera menyebar
5.
Membiarkan gas
formaldehyde yang terbentuk dari reaksi kimia dari kedua unsur yang telah habis
menguap
6.
Mengeluarkan
gas dari ruangan /mesin tetas.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah tata cara dari
fumigasi yaitu yang pertama menyediakan
mesin tetas dan menyimpan ditengah-tengah ruangan KmMnO4 yang terbentuk dari tepung
dimasukkan ke dalam wadah yang tersedia, kemuian disiram formalinke dalamnya
sesuai dosis yang diinginkan, menutup mesin tetas dan segera berlari keluar
ruangan, karena asap akan segera menyebar, membiarkan gas formaldehyde yang
terbentuk dari reaksi kimia dari kedua unsur yang telah habis menguap,
mengeluarkan gas dari ruangan /mesin tetas.
B.
Saran
Adapun saran pada praktikum ini adalah sebaiknya pada
saat aisten melakukan percobaan sanitasi praktikan memperhatikannya dengan baik
agar hasil yang di dapatkan lebih baik dan dapat juga mengetahui tata cara
vaksinasi yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
4. Sanitasi. (Http: //Bumi Peternakan Wahyu Utama.htm). Diakses pada tanggal 5 Juni 2014.
5. Sanitasi dan
Higiene. (Http: www blogspod. com), Diakses pada
tanggal 5 Juni 2014
Blakely, 2004.Ilmu
Peternakan. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Muldjana,2000.Sanitasi dan Higiene.Semerang
: Penerbit Aneka Ilmu.
Soedarmono,
2003.Program Sanitasi. Jakarta : Puspaswar.
Tim Asisten Dosen, 2014.Penuntun
Praktikum. Makassar: UIN Alauddin.
[3]Anonim2.Sasitasi Lingkungan.(http://makalah ruminansia blogspot.com). Diakses tanggal 5 Juni 2014.
[5]Anonim3.Sanitasi Dan Higiene. (http://id.wikipedia.org/Sanitasi
html). Diakses pada tanggal 5Juni 2014.