HERITABILITAS ~ ShareYuk

HERITABILITAS

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Unggas merupakan hewan ternak yang biasa dipelihara oleh manusia untuk dimanfaatkan daging dan telurnya. Telur pada unggas merupakan sumber protein yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Telur unggas dihasilkan oleh unggas betina yang telah mengalami dewasa kelamin (Tim Dosen, 2013).
Telur ayam terdiri dari sebuah sel reproduktif seperti pada mamalia. Pada ayam, sel telur tersebut dikelilingi oleh kuning telur, albumen, membran, kerabang, kerabang dan kutikula. Telur suatu bangsa burung dapat didentifikasi dari karakter luarnya, yaitu bentuk telur, ukuran telur dan warna telur yang bervariasi diantara semua burung, baik liar maupun piaraan (Tim Dosen, 2013).
Kolerasi adalah hubungan antara dua variabel atau dua parameter yang diketahui pada pembahasan tentang sifat kuantitatif. Pembahasan kolerasi genetik berkaitan dengan hubungan antar satu sifat lain genetik, nilai koefisien kolerasi mempunyai nilai -1 sampai 1. Faktor yang mempengaruhi kemajuan genetik untuk seleksi dua sifat atau lebih adalah kolerasi genetik untuk sifat yang dikatakan ada jika gen-gen yang mempengaruhi sifat pertama yang mempengaruhi sifat kedua (Tim Dosen, 2013).
Bentuk telur normal yakni lonjong tumpul bagian atas dan runcing pada bagian bawah. Perbandingan panjang dan lebar yang normal 8 : 6 atau panjang 5,7 cm dan lebar 4,2 cm. Telur yang abnormal akan memiliki ukuran yang berbeda dari ketentuan ini. Sebagian bentuk telur berbentuk oval. Bentuk telur secara umum dikarenakan faktor genetis. Setiap induk telur berturutan dengan bentuk yang sama, memiliki bentuk yaitu bulat, panjang dan lonjong (Tim Dosen, 2011).
B.     Rumusan Masalah Praktikum
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka rumusan masalah dalam praktikum ini yakni sebagai berikut :
1.      Bagaimana menghitung heritabilitas dan kolerasi genetik pada telur ?
2.      Bagaimana mengetahui jenis, warna, bentuk dan berat telur ?
3.      Bagaimana mengetahui hubungan antara ukuran kuantitati dengan heritabilitas dan kolerasi genetik telur ?
C.     Tujuan dan Manfaat Praktikum
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas maka tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk menghitung heritabilitas dan kolerasi genetik pada telur.
2.      Untuk mengetahui jenis, warna, bentuk dan berat telur.
3.      Untuk mengetahui hubungan antara ukuran kuantitati dengan heritabilitas dan kolerasi genetik telur.

Manfaat yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Mahasiswa menghitung heritabilitas dan kolerasi genetik pada telur.
2.      Mahasiswa mengetahui jenis, warna, bentuk dan berat telur.
3.      Mahasiswa mengetahui hubungan antara ukuran kuantitati dengan heritabilitas dan kolerasi genetik telur.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Heritabilitas adalah parameter genetik yang mengukur kemampuan suatu genotipe dalam populasi tanaman untuk mewariskan karakter yang dimiliki atau suatu pendugaan yang mengukur sampai sejauh mana variabilitas penampilan suatu genotype dalam populasi tanaman terutama yang disebabkan oleh peranan faktor genetik (Poelman dan Sleeper, 1995).  Heritabilitas mengacu kepada peranan faktor genetik dan lingkungan terhadap pewarisan suatu karakter tanaman (Allard, 1960).  Heritabilitas merupakan pernyataan kuantitatif dari faktor keturunan dibandingkan dengan faktor lingkungan dalam memberikan penampilan akhir (Anonim1, 2011).
Heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan bagian dari keragaman total (yang diukur dengan ragam) dari suatu sifat yang diakibatkan dalam dua konteks. Secara luas, pengaruh keturunan termasuk semua pengaruh gen, yaitu gen aditif, dominant dan epistatik. Heritabilitas dalam arti luas ini biasanya dituliskan dengan H. Akan tetapi, taksiran pengaruh genetik aditif biasanya lebih penting dari pengaruh genetik total. Karena itu sekarang dalam pustaka dan penelitian tentang pemuliaan ternak, istilah heritabilitas biasanya menunjukkan taksiran bagia aditif dari ragam keturunan dan dituliskan sebagai h2. kadang-kadang ini dugaan yang paling berguna untuk menunjukkan laju perubahan yang dapat dicapai dari seleksi untuk sifat tersebut dalam populasi.
Kecuali kalau ditunjukkan, istilah heritabilitas dengan simbol h2 dalam buku ini menunjukkan heritabilitas dalam arti sempit (Anonim1, 2010).
Untuk menilai keseragaman karakter dalam setiap genotipe hasil seleksi silang balik dianalisis mengikuti cara Lysbeth (2008), yaitu dengan menghitung nilai standar deviasi (std) dari masing-masing genotipe: std (genotipe) ( 1,27 x std (tetua)) = seragam; std (genotipe) > ( 1,27 x std (tetua)) = tidak seragam. Dimana, std (genotipe) = standar deviasi genotipe hasil persilangan; std (tetua) = standar deviasi tetua. Untuk menentukan sumbangan ragam genetik terhadap ragam fenotipe dalam populasinya digunakan rumus berdasarkan Shakoor et al.(1978) dalam Mugiono (1996) (Anonim2, 2010).
Heretabilitas bisa diartikan sebagai ukuran yang menujukkan tingkat kesamaan penampilan antara anak-anak dengan tetuanya. Nilai heritabilitas berselang antara 0-1, nilai heritabilitas mendekati 1 menunjukkan bahwa suatu sifat memberikan respon yang lebih baik terhadap perlakuan seleksi. Niali heritabilitas dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu nilai heritabilitas suatu sifat dikatakan rendah jika berada antara 0-0,02. Sedang antara 0,2-0,4 tinggi untuk nilai lebih dari 0,4. Sifat yang memiliki heritabilitas tinggi adalah yang berhubungan dengan fertilisasi, misalnya daya tetas telur. Nilai heritabilitas negatif atau lebih dari satu secara biologis tidak mungkin. Hal tersebut dimungkinkan disebabkan oleh keseragaman yang disebabkan oleh lingkungan yang berbeda untuk keluarga kelompok yang berbeda, metode yang digunakan tidak tepat sehingga tidak dapat menunjukkan antara ragam genetik dan ragam lingkungan dengan efektif, kesalahan dalam pengambilan contoh (Tim Dosen, 2013).
Heritabilitas mengukur keragamn total pada fenotipik yang disebabkan oleh keragaman genetk aditif. Heritabilitas dapat diekspresikan menjadi dua, yaitu dalam arti luas dan dalam arti sempit.
Arti luas :
h²         = VG/VP              = VA+VD+VL
                                                                VP
            = σ² G/σ²P
Keterangan :
σ² G        = ragam genetik yang terbagi menjadi tiga komponen yaitu ragam genetik      aditif (VA), dominan (VD) dan epistatis (VL).
σ²P         = ragam fenotipik, meliputi ragam genetik dan lingkungan
Arti sempit :
h²         = VA/VP
                = σ²A/σ²P
Pada aplikasi program pemuliaan ternak, h² dalam arti sempit lebih tepat digunakan karena program pemuliaan lebih ditekankan sifat-sifat yang mempunyai nilai ekonomi tinggi diidentikkan dengan sifat kuantitatif yang diekspresikan oleh aksi gen yang aditif (Kurnianto, 2009).
Dari sudut praktis, nilai heritabilitas dalam arti sempit dapat didefenisikan sebagai persentase keunggulan tetua yang diwariskan pada anaknya. Cara yang paling teliti untuk menentukan heritabilitas suatu sifat adalah dengan melakukan percobaan seleksi untuk beberapa generasi dan menentukan kemajuan yang diperolehnya, yang dibandingkan dengan jumlah keunggulan dari tetua terpilih dalam semua generasi dari percobaan seleksi. Percobaaan seleksi dengan menggunakan ternak besar sangat mahal dan membutuhkan waktu beberapa generasi. Selain itu, hasilnya hanya berlaku khusus pada populasi ternak dimana seleksi dilakukan. Estimasi nilai heritabilitas beberapa sifat ekonomis penting pada ternak domba diungkapkan Lasley (1978) yang meliputi: nilai heritabilitas jumlah anak yang dilahirkan adalah 0,10 – 1,15; bobot lahir 0,30 – 0,35; bobot sapih 0,30 – 0,35 ; bobot umur satu tahun 0,40 – 0,45; pertambahan bobot badan setelah disapih 0,40 – 0,45; tipe tubuh 0,20 – 0,25 dan skor kondisi 0,10 – 0,15.
Sifat-sifat ekonomi yang penting pada ternak ayam antara lain: mortalitas ayam dara, mortalitas ayam petelur, produksi telur, konversi ransum, dan bobot badan. Sifat-sifat ekonomi penting pada ayam broiler antara lain: fertilitas telur, daya tetas, produksi telur dan ukuran telur (Anonim1, 2011).




BAB III
METODE PERCOBAAN
A.    Waktu dan Tempat
Hari/tanggal     : Kamis/28 juni 2012
Pukul               : 13.00 – 16.00 WITA
Tempat            : Laboratorium ilmu peternakan Lt. 1
                                      Fakultas Sains dan Teknologi
                                      Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                                      Samata – Gowa
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikun ini adalah :
a.       Timbangan
b.      Jangka sorong
c.       Alat tulis menulis
2.      Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah telur ayam dan itik.
C.     Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Melakukan pengamatan terhadap telur.
2.      Melakukan pengukuran panjang dan lebar telur
3.      Melakukan penimbangan dan pencatatan warna kulit telur
4.      Memberi nomor pada telur yang diamati, kemudian memasukkan data hasil pengukuran panjang dan lebar serta berat dan pencatatan warna pada tabel yang telah disediakan
5.      Menghitung rata-rata, simpangan baku, dan melakukan perhitungan pendugaan nilai heritabilitas dan kolerasi



















Previous
Next Post »