Penentuan golongan darah ~ ShareYuk

Penentuan golongan darah

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu terapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada tubuh manusia. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam bidang genetika ini seperti : gen, genotif, resesif, dominan, alel, homozigot, heterozigot hendaknya sudah diketahui dan dipahami (Tim Dosen, 2011).
Ciri-ciri yang diamati (secara kolektif dan fenotif) suatu organisme dikendalikan oleh gen. Pada organisme diploid setiap sifat fenotif dikendalikan oleh seetidak-tidaknya oleh satu pasang gen satu anggota pasangan tersebut diwariskan dari setiap induknya. Jika anggota pasangan tadi berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya maka disebut alelik. Suatu organisme dengan sepasang alel yang identik untuk sifat tertentu dikatakan bersifat homozigot terhadaap alelnya, dan satu dengan alel yang berlanan disebut heterozigot. Pada heterozigot, satu alel dapat dinyatakan dengan menyatakan atau meniadakan yang lainnya (dominasi). Atau kedua-duanya alel itu dapat berpengaruh terhadap fenotifnya (kodomonasi/resesif) (Tim Dosen, 2011).
Darah adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh darah. Volume darah manusia ± 7% dari berat badan atau ± 5 liter untuk laki-laki dan 4,5 liter untuk perempuan. Penyimpanan darah dapat dilakukan dengan memberikan natrium sitrat atau natrium oksalat, karena garam-garam ini menyingkirkan ion-ion kalsium dari darah yang berperan penting dalam proses pembekuan darah (Tim Dosen, 2011).
Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut dalam plasma) diubah menjadi fibrin yang berupa jaring-jaring. Perubahan tersebut disebabkan oleh trombin yang terdapat dalam darah sebagai protrombin. Pembekuan trombin dari protrombin tergantung pada adanya tromboplastin dan ion Ca2+ (Tim Dosen, 2011).
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Sistem golongan darah yang umum dikenal dalam sistem ABO. Pada tahun 1900 dan 1901 Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (Aglutinasi) kadanag-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan hal tersebut Landstainer membagi golongan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu : A, B, AB, dan O. Dalam hal ini didalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut antibodi atau aglutinin. Dikenal 2 macam antigen yaitu α dan β, sedangkan zat antinya dibedakan sebagai anti A dan anti B. Antigen dan Antibodi yang dikandung oleh darah seseorang dengan golongan darah tertentu (Tim Dosen, 2011).


B.     Rumusan Masalah Praktikum
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka rumusan masalah dalam praktikum ini yakni sebagai berikut :
1.      Bagaimana cara penentuan golongan darah seseorang ?
2.      Bagaimana sistem pewarisan golongan darah dari tetuanya ?
C.     Tujuan dan Manfaat Praktikum
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas maka tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui cara penentuan golongan darah seseorang
2.      Mengetahui sistem pewarisan golongan darah dari tetuanya
Manfaat yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Mahasiswa mengetahui cara penentuan golongan darah seseorang
2.      Mahasiswa mengetahui sistem pewarisan golongan darah dari tetuanya






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian (Anonim, 2012).
Menurut (Anonim1, 2011) jenis golongan darah dibagi menjadi 3 sistem yaitu :
1.    Sistem MN : golongan darah digolongkan menjadi 3 yaitu M, MN dan N.
2.    Sistem Rh (Rhesus) : golongan darah manusia di golongkan menjadi 2 yaitu Rh+ dan Rh-. Orang bergolongan Rh+ di dalam eritrositnya terkandung aglutinogen Rhesus, 85% dimiliki orang berkulit berwarna. Sedang yang bergolongan Rh- dalam eritrositnya tidak terdapat aglutinogen Rhesus, 85% dimiliki orang berkulit putih. Apabila bayi bergolongan Rh+ berada dalam kandungan ibu bergolongan RH- , dimana darah ibu sudah terbentuk zat anti Rh+ , maka tubuh bayi akan kemasukan zat anti Rh+, dan anak itu akan menderita penyakit kuning sejak lahir yang disebut erythroblastosis foetalis (sel-sel darah merahnya tidak dapat dewasa).
3.    Sistem A, B, O : Dr. Landsteiner dan Donath membedakan glongan darah manusia menjadi 4, yaitu A, B, AB dan O.
Golongan darah A : sel darah merahnya mengandung aglutinogen A, sedang dalam plasmanya terdapat aglutinin b atau zat anti B.
Golongan darah B : sel darah merahnya mengandung aglutinogen B, sedang dalam plasmanya terdapat aglutinin a atau zat anti A.
Golongan darah AB : sel darah merah mengandung aglutinogen A dan B, sedang dalam plasmanya tidak terdapat aglutinin a dan b.
Golongan darah O : sel darah merahnya tidak terdapat aglutinogen A dan B, tetapi plasma nya mengandung aglutinin a dan b.
Aglutinogen (antigen) berarti zat yang digumpalkan, sedang aglutinin (zat anti) berarti zat yang menggumpalkan.
Menurut (Anonim, 2012) golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
  • Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
  • Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
  • Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
  • Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Pada manusia terdapat dua golongan antigen yang lebih sering menyebabkan reaksi transfusi daripada golongan darah lain. Anti gen tersebut dinamakan sistem O- A-B dan sistem Rh-rh. Pada sistem O-A-B terdapat dua jenis aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. Sedangkan dalam serum darah terdapat antibody (antiserum) aglutinin anti-A dan aglutinin anti-B. Jika aglutinin anti-A bercampur dengan aglutinogen A atau aglutinin anti-B dengan aglutinogen B maka akan terjadi reaksi penggumpalan (aglutinasi) (Anonim2, 2011)














BAB III
METODE PERCOBAAN
A.    Waktu dan Tempat
Hari/tanggal     : Kamis/28 juni 2012
Pukul               : 13.00 – 16.00 WITA
Tempat            : Laboratorium ilmu peternakan Lt. 1
                                      Fakultas Sains dan Teknologi
                                      Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                                      Samata - Gowa
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
a.       Objek glass                             c. Tusuk gigi
b.      Blood lanset                           d. Mikroskop
2.      Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
a.       Data golongan darah tetua (orang tua)         
b.      Data golongan darah saudara
c.       Darah manusia
d.      Serum anti A dan anti B
e.       Kapas
f.       Alkohol 70%
C.     Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Menyiapkan objek glass dan memberi tanda untuk serum anti A dan serum anti B berdampingan
2.      Membersihkan bagian jari tangan yang akan ditusuk (diambil darahnya) dengan kapas beralkohol 70%. Kemudian menusuk dengan blood lanset dan meneteskan pada masing-masing bagian objek glass tadi
3.      Menambahkan 2 tetes serum pada masing-masing tetes darah, oyang satu dengan anti A dan yang lain dengan anti B. Kemudian mencampurkan/meratakan dengan baik hingga membentuk gambaran oval
4.      Mengganti dan menentukan golongan darahnya
5.      Mengamati pewarisan golongan darah antara tetua dan saudara


Previous
Next Post »